Ribuan Daftar Beasiswa Digital Talent, Kabalitbang SDM: Peluang Bentuk SDM Andal
Jakarta, Kominfo - Seminggu berjalan sejak pendaftaran Beasiswa Pelatihan Intensif Digital Talent Indonesia resmi dibuka Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 17 September 2018 lalu. Hingga Senin (25/09/2018) pagi, tercatat sudah ada 33 ribu orang pendaftar. Respons luar biasa dari masyarakat ini menumbuhkan optimistisme Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo, Basuki Yusuf Iskandar.
Menurutnya program itu akan dapat menjadi peluang membentuk sumberdaya manusia andal untuk mengisi kesenjangan antara kekurangan teknisi dan ahli di bidang vokasi serta ahli di bidang manajerial tingkat lanjut sesuai dengan kebutuhan industri.
"Saya optimis dengan respons masyarakat yang luar biasa. Untuk bisa sampai ke tahap akhir kan memang ada prosesnya. Tapi yang ingin daftar, yang bersedia akses sampai hari ini hingga 33 ribu, dan masih ada waktu pendaftaran sekitar 2 minggu. Ini menggambarkan potret ketertarikan kepada program kita, juga potret bagaimana kompetensi masih menjadi tantangan bagi masyarakat. Kita kekurangan, tapi demand terhadap teknisi di bidang TIK meningkat," jelas Basuki Yusuf Iskandar saat ditemui di ruang kerjanya, Gedung Utama Kementerian Kominfo, Senin, Senin (24/09/2018).
Menurut Kabadanlitbang SDM Kementerian Kominfo, penyiapa sumberdaya manusia di bidang teknologi menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah. Terutama untuk mengatasi kesenjangan antara ketersediaan tenaga kerja yang kompeten di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan kebutuhan Industri 4.0.
"Kami lihat pasarnya luar biasa. Ini masa emas, big data, cloud, keamanan informasi, AI (kecerdasan buatan). Ini suatu potensi agar industri tertarik dengan anak-anak kita sendiri. Tadi pagi saja kita lihat ada pengumuman investasi dari Amazon. Kalau nanti betul-betul Amazon investasi di sini, tenaga kerja kita siap tidak?" Tidak mungkin juga kalau multi national corporation (perusahaan multi-nasional, red.) atau bahkan perusahaan kita sendiri yang bergerak di level multi-nasional terpaksa harus mencari tenaga kerja asing," tuturnya.
Program Beasiswa Digital Talent dikelola oleh Balitbang SDM Kementerian Kominfo. Tahun ini, untuk menghasilkan 1000 orang tenaga andal industri 4.0, Kementerian Kominfo bekerja sama dengan lima universitas negeri di Indonesia selaku tuan rumah dan penyedia tenaga pengajar. Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia untuk bidang Cybersecurity dan Cloud Computing, Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember untuk bidang Big Data dan Artificial Intelligence, serta Universitas Padjajaran untuk pelatihan Digital Business. Program itu juga didukung oleh Microsoft Indonesia selaku penerbit sertifikat keahlian sesuai dengan tema pelatihan masing-masing.
Topang Pengembangan SKKNI
Saat ditanya tentang keterkaitan Digital Talent Scholarship dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kabalitbang SDM Basuki menyatakan masih butuh proses panjang untuk mendapat pengakuan dari industri bagi produk SKKNI. "Kita masih belum dapatkan pengakuan industri bahwa SKKNI telah mengeluarkan produk yang andal. Saya kira inilong journeyuntuk bisa sampai ke sana, sementara kebutuhan TIK tidak bisa ditunda lagi," paparnya.
Hal itu juga menjadi salah satu alasan mengapa sertifikat program Digital Talent dikeluarkan oleh Microsoft Indonesia. "SKKNI belum terlalu tune-in dengan demand industri. Secara konsep mungkin match, tapi dalam prakteknya ada kesulitan. Biasanya industri menggunakan standar yang digunakan vendor karena lebih praktis dan didukung dengan alat. Sementara SKKNI baru sampai pada keahlian, tapi untuk ekosistem yang tumbuh dan berkembang belum muncul. Secara faktual sertifikasi dari Microsoft dan lainnya lebih seksi. Maka kita ambil keduanya, dengan harapan SKKNI (bidang industri 4.0) akan muncul," ungkap Basuki.
Balitbang SDM Kementerian Kominfo juga terus berdiskusi dan melakukan survei bersama dengan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) mengenai kebutuhan tenaga kerja di bidang TIK. "Agar bisa dipetakan, bisa diproyeksikan jumlahnya, bisa diantisipasi dan disiapkan seperti apa tenaga yang dibutuhkan industri. Jadi bukan hanya 20ribu (melalui program beasiswa Digital Talent, red.), kalau bisa berlanjut besar," jelas Kabalitbang SDM.